Perilaku
Individu dan Pengaruhnya Terhadap Organisasi
Pengertian Perilaku
Individu
Perilaku individu adalah
sebagai suatu fungsi dari interaksi antara
individu dengan lingkungannya.
Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa
lainnya.
Dasar-Dasar Perilaku
Individu
Semua
perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan
pengalamannya. Sajian berikut ini akan diarahkan pada empat variabel tingkat-individual, yaitu
karakter biografis, kemampuan, kepribadian, dan pembelajaran.
1. Karakteristik
Biografis
Karakteristik biografis merupakan
karakteristik pribadi yang terdiri dari:
Ø Usia
Ø Jenis
Kelamin
Ø Status
Perkawinan
Ø Masa
Kerja
2. Kemampuan
Setiap
manusia mempunyai kemampuan berfikir masing-masing. Seluruh kemampuan seorang
individu pada hakekatnya tersusun dari dua faktor, yaitu :
a. Kemampuan Intelektual
Ada
beberapa dimensi yang paling sering dikutip yang membentuk
kemampuan intelektual, yaitu:
·
Kecerdasan
Numerik :Kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat.
Pemahaman Verbal: Kemampuan memahami apa yang dibaca dan didengar
serta
menghubungkan kata satu dengan yang lain.
·
Kecepatan
Konseptual :Kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan
tepat.
·
Penalaran
Induktif : Kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu
masalah
dan kemudian memecahkan masalah itu.
·
Penalaran
Deduktif : Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari
suatu
argumen.
·
Visualilasi
Ruang : Kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akan
tampak
seandainya posisinya dalam ruang diubah.
·
Ingatan
Kemampuan
menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu.
a.
Kemampuan
fisik
Kemampuan
fisik memiliki makna penting khusus untuk
melakukan pekerjaan- pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan. Ada sembilan kemampuan
fisik dasar, yaitu:
·
kekuatan
dinamis
·
kekuatan
tubuh
·
kekuatan
statis
·
kekuatan
·
keluwesan
extent
·
keluwesan
dinamis
·
koordinasi
tubuh
·
keseimbangan,
dan
·
stamina.
3. Kepribadian
Kepribadian
adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan
yang stabil serta
menentukan sifat umum dan perbedaan dalam
perilaku seseorang.
4. Pembelajaran
Pembelajaran
adalah setiap perubahan yang relatif permanen
dari
perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
Variabel yang Mempengaruhi Perilaku
Organisasi.
a.
Variabel-Variabel Dependen
· Produktivitas : Yaitu suatu
ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan
dan efisiensi.
·
Keabsenan
(kemangkiran) : Yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja
·
Pengunduran
diri (keluar masuknya karyawan) : Yaitu penarikan diri secara sukarela dan
tidak sukarela dari .suatu organisasi
·
Kepuasan
kerja : Yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara
banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka
yakini seharusnya mereka terima.
b. Variabel-Variabel
Independen
·
Variabel-variabel level individu
·
Variabel-variabel level kelompok
·
Variabel-variabel level system organisasi
Stress
Individu
Stress adalah tekanan atau ketegangan
yang dihadapi seseorang
dan mempengaruhi emosi,
pikiran, serta kondisi keseluruhan dari
orang tersebut. Faktor
pemicu stress disebut stressor
Stressor dibagi menjadi dua, antara lain :
1. Stressor On The Job
(dari dalam lingkungan pekerjaan)
·
Beban
kerja berlebih (overload)
·
Desakan
waktu (deadline)
·
Kalitas
pembimbingan rendah/low supervise
·
Iklim
politis tidak aman/low comfort
·
Umpan
balik kerja rendah/low feedback
·
Wewenang
tidak memadai/low authority
·
Ketidakjelasan
peranan/role ambiguity
·
Frustasi/putus
asa
·
Konflik
antar pribadi atau kelompok
·
Perbedaan
nilai individu dan organisasi
·
Perubahan
situasi kantor yang mengejutkan
2. Stressor Off The Job (dari
luar lingkungan pekerjaan)
·
Krisis
keuangan pribadi atau keluarga
·
Permasalahan-permasalahan
tentang anak
·
Permasalahan-permasalahan
tentang fisik
·
Permasalahan-permasalahan
dalam perkawinan
·
Perubahan
situasi rumah atau lingkungan
PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK MEMAHAMI PERILAKU
INDIVIDU
Ø Pendekatan
Kognitif
Pendekatan kognitif tidak
memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya
menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari
pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan
proses masuknya dalam sistem. Data dalam pendekatan kognitif yaitu, data
atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya dikumpulkan lewat
survey dan kuestioner. Ada tiga hal yang umum yang terdapat dalam teori
kognitif, yaitu :
·
Elemen Kognitif
Teori
ini percaya bahwa perilaku seseorang disebabkan adanya suatu rangsangan
(stimulus), yakni suatu obyek fisik yang mempengaruhi seseorang dengan banyak
cara, dan melihat bagaimana ransangan tersebut diproses dalam diri
seseorang. Jadi menurut teori ini, semua perilaku itu tersusun secara
teratur. Individu mengatur pengalamannya ke dalam aktivitas untuk mengetahui (cognition) yang kemudian
kedalam susunan kognitif (cognitive
structure) yang akan menentukan pada jawaban (response) seseorang.
Kognisi
adalah dasar dari unit teori kognitif, merupakan representasi internal yang
terjadi antara suatu stimulus dengan suatu jawaban (response). Jadi, seseorang
mengetahui adanya suatu stimulus, kemudian memprosesnya kedalam kognisi, yang
pada akhirnya menghasilkan atau menyebabkan jawaban. Stimulus – Kognisi -
Jawaban.
·
Struktur Kognitif
Struktur dan system kognitif
dinamakan struktur kognitif. Sifat dari system kognitif tergantung pada
karakteristik dari stimulasi yang diproses ke dalam kognisi dan pengalaman dari
masing-masing individu.
Contoh: Ada dua kognisi: “Saya jatuh ke sungai”,
dan “Saya menjadi kedinginan”. Apabila digabungkan
menjadi suatu system kognisi sederhana yakni:
“Sungai itu dingin”. Proses
asosiasi yang melahirkan kesimpulan bahwa sungai
itu dingin, dikarenakan karakteristik dari stimulasi, yakni adanya kedinginan
dan kebasahan yang timbul secara bersamaan
·
Fungsi Kognitif
1. Memberikan pengertian pada
kognitif baru
2. Menghasilkan emosi yang
menunjukkan perasaan atau penilaian
3. Membentuk sikap. Sikap seseorang
itu mempunyai kognitif (pengetahuan), afektif (emosi) dan tindakan (perilaku).
4. Memberikan motivasi terhadap
konsekuensi perilaku
Ø Pendekatan
Penguatan
Pendekatan ini menekankan peranan atau hubungan antara lingkungan dalam
perilaku manusia. Lingkungan sebagai suatu sumber stimuli dapat menghasilkan
dan memperkuat respon-respon tertentu. Selain itu, pendekatan menyatakan bahwa
perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku
maupun hasil dari perilaku.
Dalam prosesnya, lingkungan yang beraksi
dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah, sehingga
menentukan kecenderungan perilaku pada masa mendatang. Teori reinforcement
bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu
adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.
Ø Pendekatan
Psikoanalitis
Pendekatan ini menekankan peranan sistem personalitas didalam menentukan suatu
perilaku. Lingkungan hanya sebagai Ego yang berinteraksi untuk memuaskan
keinginan-keinginan Id. Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku ditimbulkan
oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan dalam tercapainya keinginan.
Dalam prosesnya, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id, kemudian diproses oleh
Ego dibawah pengamatan Superego. Namun, kekuatan dari Id, Ego dan Superego
ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu dengan menggunakan
data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti penekanan dari keinginan
tersebut lewat analisa mimpi, teknik proyektif, dan hipnotis.
Sigmund Freud
memberikan 3 komponen dasar perilaku individu, yaitu:
Ø Konsep Id, adalah subsistem dari
kepribadian yang merupakan sumber dan menampung semua kekuatan jiwa yang
menyebabkan berfungsinya suatu system yang berkenaan dengan kata hati, hasrat
dan keinginan untuk mengejar kesenangan & kepuasan.
Ø Konseps Ego,
mewakili logika yang dihubungkan dengan prinsip realitas dan merupakan
subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani sekaligus mengendalikan
(penengah) dua sisi lainnya (Id
& Super
Ego), dengan cara berinteraksi antara diri dan lingkungan.
Ø Konsepsi Super Ego,
kekuatan moral dari personalitas yang merupakan sumber nilai, norma dan etika
yang dianut seseorang dan memungkinkan ego memutuskan apakah sesuatu itu benar
atau salah. Jika seseorang memiliki superego yang baik, maka orang tersebut
akan memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi.
http://elfasashi21.blogspot.com/2012/03/perilaku-individu-dan-pengaruhnya.html
http://fajarinisyafitri.blogspot.com/2011/01/perilaku-individu-dalam-organisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar