Minggu, 09 Juni 2013

Tulisan 16 softskill kewarganegaraan


Perilaku Individu dan Pengaruhnya Terhadap Organisasi

Pengertian Perilaku Individu
Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya.

Dasar-Dasar Perilaku Individu
Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan pengalamannya. Sajian berikut ini akan diarahkan pada empat variabel tingkat-individual, yaitu karakter biografis, kemampuan, kepribadian, dan pembelajaran.

1.    Karakteristik Biografis
            Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:
Ø  Usia
Ø  Jenis Kelamin
Ø  Status Perkawinan
Ø  Masa Kerja
2.    Kemampuan
Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir masing-masing. Seluruh kemampuan        seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua faktor, yaitu :
a. Kemampuan Intelektual
Ada beberapa dimensi yang paling sering dikutip yang membentuk
            kemampuan intelektual, yaitu:
·         Kecerdasan Numerik :Kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat.
                        Pemahaman Verbal: Kemampuan memahami apa yang dibaca dan didengar
                        serta menghubungkan kata satu dengan yang lain.
·         Kecepatan Konseptual :Kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat.
·         Penalaran Induktif : Kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu
                        masalah dan kemudian memecahkan masalah itu.
·         Penalaran Deduktif : Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari
                        suatu argumen.
·         Visualilasi Ruang : Kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akan
                        tampak seandainya posisinya dalam ruang diubah.
·         Ingatan
                        Kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu.




a.     Kemampuan fisik
Kemampuan fisik memiliki makna penting khusus untuk melakukan pekerjaan-       pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan. Ada sembilan kemampuan fisik       dasar,   yaitu:
·         kekuatan dinamis
·         kekuatan tubuh
·         kekuatan statis
·         kekuatan
·         keluwesan extent
·         keluwesan dinamis
·         koordinasi tubuh
·         keseimbangan, dan
·         stamina.
3. Kepribadian
Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan
yang stabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam
perilaku seseorang.

4. Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relatif permanen
dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.

Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi.
a.     Variabel-Variabel Dependen
·       Produktivitas : Yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan
                        dan efisiensi.
·         Keabsenan (kemangkiran) : Yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja
·         Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan) : Yaitu penarikan diri secara sukarela dan tidak sukarela dari .suatu organisasi
·         Kepuasan kerja : Yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima.

b.      Variabel-Variabel Independen
·         Variabel-variabel level individu
·         Variabel-variabel level kelompok
·         Variabel-variabel level system organisasi
Stress Individu
            Stress adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang
dan mempengaruhi emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari
orang tersebut. Faktor pemicu stress disebut stressor Stressor dibagi menjadi dua, antara lain :

1. Stressor On The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)
·         Beban kerja berlebih (overload)
·         Desakan waktu (deadline)
·         Kalitas pembimbingan rendah/low supervise
·         Iklim politis tidak aman/low comfort
·         Umpan balik kerja rendah/low feedback
·         Wewenang tidak memadai/low authority
·         Ketidakjelasan peranan/role ambiguity
·         Frustasi/putus asa
·         Konflik antar pribadi atau kelompok
·         Perbedaan nilai individu dan organisasi
·         Perubahan situasi kantor yang mengejutkan

      2.  Stressor Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)
·         Krisis keuangan pribadi atau keluarga
·         Permasalahan-permasalahan tentang anak
·         Permasalahan-permasalahan tentang fisik
·         Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan
·         Perubahan situasi rumah atau lingkungan

  
PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK MEMAHAMI PERILAKU
INDIVIDU
Ø  Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem. Data dalam pendekatan kognitif yaitu, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner. Ada tiga hal yang umum yang terdapat dalam teori kognitif, yaitu :
·         Elemen Kognitif
Teori ini percaya bahwa perilaku seseorang disebabkan adanya suatu rangsangan (stimulus), yakni suatu obyek fisik yang mempengaruhi seseorang dengan banyak cara, dan melihat bagaimana ransangan tersebut diproses dalam diri seseorang.  Jadi menurut teori ini, semua perilaku itu tersusun secara teratur. Individu mengatur pengalamannya ke dalam aktivitas untuk mengetahui (cognition) yang kemudian kedalam susunan kognitif (cognitive structure) yang akan menentukan pada jawaban (response) seseorang.
Kognisi adalah dasar dari unit teori kognitif, merupakan representasi internal yang terjadi antara suatu stimulus dengan suatu jawaban (response). Jadi, seseorang mengetahui adanya suatu stimulus, kemudian memprosesnya kedalam kognisi, yang pada akhirnya menghasilkan atau menyebabkan jawaban.  Stimulus – Kognisi -  Jawaban.
·         Struktur Kognitif
Struktur dan system kognitif dinamakan struktur kognitif. Sifat dari system kognitif tergantung pada karakteristik dari stimulasi yang diproses ke dalam kognisi dan pengalaman dari masing-masing individu.
            Contoh:  Ada dua kognisi: “Saya jatuh ke sungai”, dan “Saya menjadi                                            kedinginan”. Apabila digabungkan menjadi suatu system kognisi sederhana                                    yakni:             “Sungai itu dingin”. Proses asosiasi yang melahirkan kesimpulan bahwa                              sungai itu dingin, dikarenakan karakteristik dari stimulasi, yakni adanya                                              kedinginan dan kebasahan yang timbul secara bersamaan
·        Fungsi Kognitif
1. Memberikan pengertian pada kognitif baru
2. Menghasilkan emosi yang menunjukkan perasaan atau penilaian
3. Membentuk sikap. Sikap seseorang itu mempunyai kognitif (pengetahuan),        afektif (emosi) dan tindakan (perilaku).
4. Memberikan motivasi terhadap konsekuensi perilaku

Ø  Pendekatan Penguatan
          Pendekatan ini menekankan peranan atau hubungan antara lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan sebagai suatu sumber stimuli dapat menghasilkan dan memperkuat respon-respon tertentu. Selain itu, pendekatan menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun hasil dari perilaku.
Dalam prosesnya, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah, sehingga menentukan kecenderungan perilaku pada masa mendatang. Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.

Ø  Pendekatan Psikoanalitis
          Pendekatan ini menekankan peranan sistem personalitas didalam menentukan suatu perilaku. Lingkungan hanya sebagai Ego yang berinteraksi untuk memuaskan keinginan-keinginan Id. Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan dalam tercapainya keinginan. Dalam prosesnya, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id, kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego. Namun, kekuatan dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu dengan menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti penekanan dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, teknik proyektif, dan hipnotis.



Sigmund Freud memberikan 3 komponen dasar perilaku individu, yaitu:
Ø  Konsep Id, adalah subsistem dari kepribadian yang merupakan sumber dan menampung semua kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu system yang berkenaan dengan kata hati, hasrat dan keinginan untuk mengejar kesenangan & kepuasan.
Ø  Konseps Ego, mewakili logika yang dihubungkan dengan prinsip realitas dan merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani sekaligus mengendalikan (penengah) dua sisi lainnya (Id & Super Ego), dengan cara berinteraksi antara diri dan lingkungan.
Ø  Konsepsi Super Ego, kekuatan moral dari personalitas yang merupakan sumber nilai, norma dan etika yang dianut seseorang dan memungkinkan ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Jika seseorang memiliki superego yang baik, maka orang tersebut akan memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi.

http://elfasashi21.blogspot.com/2012/03/perilaku-individu-dan-pengaruhnya.html
http://fajarinisyafitri.blogspot.com/2011/01/perilaku-individu-dalam-organisasi.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar